7 Sikap Overacting yang harus dihilangkan
Tidak semua orang berpendapat bahwa bersikap kekanak-kanakan itu imut. Ya sih, gak ada salahnya juga. Tapi bila sikap tersebut dilakukan berlebihan, siapa pula yang akan tahan melihatnya. bukannya lucu, justru kamu akan dinilai sebagai orang yang overacting !
Lalu gimana dong, kalau sifat childish itu ternyata sudah bawaan dari lahir? Sederhana aja kok, kamu tinggal menghindari 7 sikap berikut ini.
1. Melimpahkan tanggung jawab pada orang lain
Di saat bos atau dosen memberimu sebuah tanggung jawab, itu tandanya mereka percaya bahwa kamu mampu untuk menyelesaikannya. Jangan pernah berpikir untuk melimpahkan amanat tersebut kepada orang lain, ya. Selain itu pertanda kamu malas, mereka juga akan menilaimu sebagai orang yang tak punya kepercayaan diri dengan kemampuan yang kamu miliki .
2. Mengumbar masalah pribadi dengan sengaja, untuk tujuan sensasi
Kecuali kamu adalah artis minim prestasi, mengumbar persoalan pribadi di muka umum itu gak ada untungnya buatmu. Dari pada jadi bahan omongan orang karena sensasi tersebut, lebih baik kalau teman sekantor mengenalmu sebagai karyawan teladan yang patut dicontoh.
Tunjukkan pada mereka, meskipun sikapmu kadang kekanak-kanakan tapi dirimu juga bisa melaksanakan tugas secara profesional. Itu baru keren!
3. Mengungkit-ungkit kesalahan orang di masa lalu
Merupakan hal yang wajar bila seseorang pernah berbuat salah. Maka dari itu, bukan suatu tindakan yang terpuji, jika kamu dengan sengaja membahas kesalahan temanmu di masa lalu. Walaupun sebenarnya tujuanmu hanya sekedar untuk iseng atau bahan bercandaan, itu tetap gak bisa dibenarkan. Ingatlah, dirimu pula pernah melakukan kesalahan. Coba bayangkan, di posisinya, apakah kau rela aib-mu diumbar oleh orang lain?
4. Tidak mau mendengarkan masukan dan merasa diri paling benar
Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan. Begitu pula dirimu. Wajar saja bila teman-temanmu terkadang memberikan pendapat mereka. Jangan lantas menerimanya dengan amarah, dong. Dengarkan dulu maksud dan tujuan mereka. Bila baik, apa salahnya diikuti. Jika sebaliknya, ya anggap saja itu sekedar angin lalu. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
5. Selalu merasa diri paling menderita dan patut dikasihani
Perlu kamu garis bawahi, setiap orang punya masalahnya masing-masing. Berat atau gak-nya persoalan tersebut tergantung pada bagaimana yang bersangkutan mengambil sikap. Bisa juga lho, masalah sepele sengaja kamu besar-besarkan. Tapi buat tujuan apa coba? agar kawan-kawanmu menaruh simpati? Jika itu maksudmu, tentu persepsi tersebut salah besar.
Menempatkan diri sebagai orang yang layak dikasihani dan tampil menderita, padahal gak ada masalah genting yang tengah dihadapi, malah membuatmu terlihat rapuh dan menjengkelkan. So, jangan dikit-dikit ngeluh ya!
6. Ingin selalu dimengerti, tapi gak mau memahami kebutuhan orang lain
Saat kamu sedang gak mood kuliah atau malas menyelesaikan tugas dari bos di kantor, orang lain harus memahami situasimu itu. Sedangkan dirimu sendiri suka jengkel kalau rekan kerjamu terlihat malas-malasan. Padahal belum tentu kan mereka benar-benar suntuk. Bisa jadi, bad mood itu dikarenakan sedang ada masalah yang menganggu pikirannya.
Nah, daripada suudzon, lebih baik kamu coba tanyakan padanya apakah ada yang bisa dibantu. Percaya deh, lain kali kau pasti akan mendapatkan perlakuan baik, yang sama.
7. Pilih-pilih dalam berteman, hanya mau dekat dengan mereka yang bisa "memanjakannya"
Terjun kedalam masyarakat, tentunya kamu bakal bertemu dengan banyak orang. Kau mesti siap berhubungan dengan siapapun. Entah untuk urusan pekerjaan maupun dalam menjalin pertemanan. Selektif boleh saja, tapi jangan terlalu ekstrim hingga memilah siapa saja yang boleh menjadi temanmu.
Apalagi sampai menjauhi beberapa orang karena menganggap mereka gak bisa menerima dirimu apa adanya, dengan sikap kekanak-kanakanmu salah satunya. Sadar gak sih, sebenarnya kamu yang sedang melakukan hal tersebut.
Bagaimana, siap berubah lebih baik mulai sekarang?
0 komentar:
Posting Komentar